Sabtu, 07 November 2020

Kisah Malin Kundang - Jangan Durhaka



Cerita Malin Kundang singkat adalah ringkasan dari cerita rakyat Malin Kundang yang pernah kami posting di blog ini sebelumnya. Kami yakin sebagian pengunjung sudah pernah mendengar dongeng rakyat ini. Bagi yang belum pernah mendengar, baca cerita ini hingga selesai dan temukan pesan didalamnya.


Cerita Malin Kundang Singkat (Indonesia)

Di sebuah desa, hiduplah seorang perempuan miskin. Ia hidup bersama anak tunggalnya, namanya Malin Kundang. Sehari-hari perempuan itu bekerja sebagai nelayan. Namun, penghasilannya tak bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga hidup mereka selalu berkekurangan.

Saat Malin Kundang mulai dewasa, ia memutuskan untuk pergi ke kota. Ia ingin mengadu nasibnya di sana.

“Barangkali dengan pergi ke kota, aku bisa mengubah nasib kita, Ibu,” ucap Malin Kundang.

Dengan berat hati, ibunya pun mengizinkan. Kini, ibunya kembali menjadi perempuan tua yang kesepian. Setelah kepergian Malin, ibunya selalu memikirkan keadaan anaknya itu. Ia jadi sakit-sakitan, sementara Malin tak pernah mengirim kabar untuknya.Cerita Malin Kundang Singkat (Indonesia)

Hingga beberapa tahun kemudian, Malin berhasil mengubah nasib. Ia telah menjadi saudagar yang kaya raya. Malin memiliki banyal kapal. Hidup Malin tak lagi susah. Malin juga menikahi seorang perempuan bangsawan yang sangat cantik.

Suatu hari, Malin ingin melihat keadaan desanya. Sudah lama sekali ia tak pulang. Malin pergi bersama istri dan banyak pekerjanya. Ia juga membawa banyak uang untuk dibagi-bagikan kepada para penduduk.

Sampailah Malin di desanya. Dengan sombong ia membagikan uang kepada penduduk. Penduduk di desanya sangat senang. Di antara mereka ada yang mengenali Malin, yakni tetangganya sendiri. Orang itu pun segera pergi ke rumah Malin, hendak memberikan kabar gembira tersebut kepada ibu Malin.

“Ibu, apakah kau sudah tahu, anakmu Malin sekarang telah menjadi orang kaya.” seru tetangga itu.

“Dari mana kau tahu itu? Selama ini aku tak pernah mendapat kabar darinya,” ucap ibu Malin, terkejut.

“Sekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat sangat tampan, dan istrinya juga sangat rupawan,” ucap tetangganya.

Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat merindukan anaknya selama beberapa tahun ini. Maka ia pun segera berlari menuju dermaga. Benar saja, di sana terlihat Malin dengan istrinya yang sangat rupawan.

“Malin, kau pulang, Nak,” seru ibunya.

Malin mengenali ibunya. Namun, ia malu mengakui orangtua yang berpakaian sangat lusuh itu. Bagaimana ia akan menjelaskan kepada istrinya tentang semua ini?

“Kau bilang ibumu sudah meninggal. Apa benar orangtua ini adalah ibumu?” tanya istri Malin, bingung.

“Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibuku.” seru Malin.

Sungguh sakit hati Ibunya mendengar perkataan Malin. Ibunya lalu mengutuk Malin.

“Hatimu sungguh sekeras batu, Malin. Maka, kau aku kutuk menjadi batu. Kau anak yang durhaka.” ucap ibunya.


Malin ketakutan. Ia memohon ampun kepada ibunya. Namun, ibunya sudah sangat sakit hati. Seketika hujan turun sangat lebat, dan petir menyambar. Saat itu pula Malin berubah menjadi batu.


Pesan moral dari Cerita Malin Kundang Singkat (Indonesia) adalah surga ada di bawah telapak kaki ibu. Sayangilah ibumu, karena ibumu adalah manusia paling berjasa dalam hidupmu.





====================

Terjemah Bahasa Arab dari Google Translate - kita pelajari dan mudah-mudah bisa memperbaikai bahasanya.

قصة Malin Kundang القصيرة هي ملخص لفولكلور Malin Kundang الذي نشرناه في هذه المدونة من قبل. نحن على يقين من أن بعض الزوار قد سمعوا هذه الحكاية الشعبية. بالنسبة لأولئك الذين لم يسمعوا بها من قبل ، اقرأ هذه القصة حتى النهاية وابحث عن الرسالة في الداخل. القصة القصيرة لمالين كوندانغ (إندونيسي) في قرية تعيش هناك امرأة فقيرة. يعيش مع طفله الوحيد ، اسمه مالين كوندانغ. تعمل هذه المرأة كل يوم كصيّادة. ومع ذلك ، فإن دخلهم لا يمكن أن يلبي احتياجاتهم اليومية ، لذا فإن حياتهم دائمًا في حاجة إليها عندما كبر Malin Kundang ، قرر الذهاب إلى المدينة. أراد أن يجرب حظه هناك. قالت مالين كوندانج: "ربما بالذهاب إلى المدينة ، يمكنني تغيير مصيرنا يا أمي". بقلب مثقل ، سمحت والدته بذلك. الآن ، عادت والدتها إلى كونها امرأة عجوز وحيدة. بعد رحيل مالين ، كانت والدته تفكر دائمًا في حالة ابنها. أصبح مريضًا ، بينما لم يرسل مالين أي أخبار له أبدًا. قصة Malin Kundang Brief (إندونيسيا) حتى بعد عدة سنوات ، نجح مالين في تغيير مصيره. لقد أصبح تاجرا ثريا. مالين تمتلك العديد من السفن. لم تعد حياة مالين صعبة. تزوج مالين أيضًا من امرأة نبيلة جميلة جدًا. ذات يوم ، أراد مالين رؤية حالة قريته. لقد مر وقت طويل منذ عودته إلى المنزل. ذهب مالين مع زوجته والعديد من العمال. كما جلب الكثير من الأموال لتوزيعها على السكان. وصل مالين إلى قريته. وزع المال بغطرسة على السكان. الناس في قريته سعداء جدا. اعترف بعضهم بمالين ، أي جاره. ذهب هذا الشخص على الفور إلى منزل مالين ، وأراد أن يعطي بشرى لوالدة مالين. "أمي ، هل تعلم بالفعل ، ابنك مالين الآن رجل ثري." صاح الجار. "كيف تعرف ذلك؟ قالت والدة مالين مندهشة حتى الآن ، لم أسمع منه قط. "اذهب الآن إلى قفص الاتهام. ابنك مالين هناك. قال الجار: "إنه يبدو وسيمًا جدًا ، كما أن زوجته وسيمه جدًا".

لم تصدق والدة مالين ذلك. عينيها مليئة بالدموع. في الواقع ، لقد افتقدت ابنها كثيرًا خلال هذه السنوات. لذلك ركض على الفور إلى قفص الاتهام. بالتأكيد ، هناك يمكنك رؤية مالين وزوجته الجميلة جدًا. صرخت والدته "مالين ، أنت في المنزل ، يا بني". تعرف مالين على والدته. ومع ذلك ، فقد كان يخجل من الاعتراف بأن الرجل العجوز كان يرتدي ملابس رثة. كيف سيشرح لزوجته كل هذا؟ "قلت أن والدتك ماتت. هل صحيح أن هذا الوالد هو والدتك؟ " سألت زوجة مالين في حيرة. "إنها ليست أمي ، إنها متسولة تدعي أنها أمي". صاح مالين. سماع كلمات مالين يؤلمها. ثم قامت والدته بشتم مالين. "قلبك صعب حقًا مثل الصخرة ، مالين. لذا ، ألعنك بالحجر. أنت أيها الطفل العاص ". قالت والدته.

مالين خائفة. توسل إلى والدته المغفرة. ومع ذلك ، فقد أصيبت والدته بالفعل. على الفور ، سقط المطر بغزارة ، وضرب البرق. في ذلك الوقت ، تحولت مالين إلى حجر. الرسالة الأخلاقية من قصة Malin Kundang Brief (إندونيسيا) هي أن الجنة تحت باطن قدمي الأم. أحب والدتك ، لأن والدتك هي أفضل إنسان في حياتك.

Minggu, 23 Agustus 2020

Kemah dakwah 2019/2020

 

Bidang Keagamaan
C:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Agama\IMG-20191117-WA0055.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Agama\IMG-20191117-WA0023.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Agama\IMG-20191115-WA0020.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Agama\IMG-20191119-WA0053.jpg


C:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Agama\IMG-20191117-WA0027.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Agama\IMG-20191117-WA0001.jpg

Bidang Sosial 
C:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Agama\IMG-20191117-WA0001.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Agama\IMG-20191117-WA0027.jpg

  C:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang sosial\IMG-20191113-WA0019.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang sosial\IMG-20191114-WA0053.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang sosial\IMG-20191115-WA0072.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang sosial\IMG-20191113-WA0083.jpg

Bidang Kesehatan Bidang IT (Teknologi)

C:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang kesehatan\IMG-20191115-WA0031.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang kesehatan\IMG-20191115-WA0030.jpg

   C:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang IT (tenologi)\IMG-20191113-WA0074.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang IT (tenologi)\IMG-20191113-WA0021.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang IT (tenologi)\IMG-20191118-WA0055.jpg

Bidang Industri    
C:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Industri\IMG-20191113-WA0069.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Industri\IMG-20191113-WA0068.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Industri\IMG-20191113-WA0071.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Industri\IMG-20191119-WA0033.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Industri\IMG-20191115-WA0037.jpg

Bidang Pendidikan


C:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Pendidikan\IMG-20191117-WA0048.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Pendidikan\IMG-20191113-WA0035.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Pendidikan\IMG-20191119-WA0023.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Pendidikan\IMG-20191115-WA0016.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Pendidikan\IMG-20191113-WA0063.jpgC:\Users\Administrator\Videos\Pictures\kemda\Bidang Pendidikan\IMG-20191118-WA0020.jpg

foto ngaji Ust. Dudi Ridwan, S.Pd.I.